Sakramen berasal dari kata ‘mysterion’ (Yunani), yang
dijabarkan dengan kata ‘mysterium’ dan ‘sacramentum’ (Latin). Jadi sakramen-sakramen Gereja merupakan tanda yang kelihatan
dari rahasia/ misteri Kristus -yang tak kelihatan- yang bekerja di dalam
Gereja-Nya oleh kuasa Roh Kudus. Betapa nyatanya ‘rahasia’ ini diungkapkan
di dalam sakramen-sakramen Gereja, terutama di dalam Ekaristi.
Dikutip dari imankatolik.or.id, Sakramen Krisma adalah salah satu dari tiga sakramen inisiasi yaitu Baptis, Krisma dan Ekaristi. Sakramen Krisma memiliki dasar Kitab Suci dari Kis 8:16-17 "Sebab Roh Kudus belum turun di atas seorangpun di antara mereka, karena mereka hanya dibaptis dalam nama Tuhan Yesus. Kemudian keduanya menumpangkan tangan di atas mereka, lalu mereka menerima Roh Kudus.
Seperti yang dilansir dari indocell.net, dalam Sakramen Baptis, kita disambut dalam persekutuan dengan Kristus. Dalam Sakramen Penguatan, kita disambut dalam persekutuan dengan suatu komunitas, yaitu Gereja Katolik.
Sedangkan, informasi yang didapat dari wikipedia, Sakramen Krisma atau yang disebut dengan sakramen penguatan adalah sakramen ketiga dalam inisiasi Kristiani. Sakramen ini diberikan dengan cara mengurapi penerimanya dengan Krisma, minyak yang telah dicampur sejenis balsam, yang memberinya aroma khas, disertai doa khusus yang menunjukkan bahwa, baik dalam variasi Barat maupun Timurnya, karunia Roh Kudus menandai si penerima seperti sebuah meterai. Melalui sakramen ini, rahmat yang diberikan dalam pembaptisan "diperkuat dan diperdalam".
Berdasar dokumen gereja Kitab Hukum Kanonik 880 ayat 1, Sakramen penguatan diberikan dengan pengurapan krisma pada dahi, yang hendaknya dilakukan dengan penumpangan tangan serta dengan kata-kata yang diperintahkan dalam buku-buku liturgi yang telah disetujui. Kitab Hukum Kanonik 880 ayat 2, Krisma yang dipergunakan dalam sakramen penguatan haruslah dikonsekrasi oleh Uskup, meskipun sakramen diberikan oleh seorang imam.
Di kebanyakan Gereja Katolik, seorang Uskup-lah yang memberikan isyarat penyambutan itu. Perkecualian terjadi apabila calon penerima sakramen adalah orang dewasa yang baru masuk Katolik. Maka, imam pembimbing yang menerimakan Sakramen Penguatan. Bapa Uskup atau imam menyatakan sambutannya dengan isyarat tangan yang artinya “kami menghormatimu, kami menyambutmu dalam keluarga Katolik.”
Dalam inisiasi sebagai seorang Kristen, pengurapan adalah
tanda sakramen dari pernyataan Setuju (Konfirmasi), disebut “peng-Khrisma-an”
di Gereja Gereja di Timur. Makna dan Kekuatan Sesungguhnya hanya bisa didapat
bila dipersatukan dengan pengurapan yang dilakukan oleh Roh Kudus, oleh Yesus.
Krisus (dalam bahasa Yahudi “Mesias”) berarti Dia “Yang Diurapi” oleh Roh
Kudus. – Katekismus Gereja Katolik. (jff/ric)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar