Pada hari Minggu, 01 Juli
2012 Kevikepan Utara Surabaya mengadakan pelatihan dirigen yang ada
disetiap Paroki yang ada seperti Paroki Santo Mikael Perak, Paroki
Kelahiran Santa Perawan Maria Surabaya, Paroki Santo Vincentius A Paulo Surabaya, Paroki Kristus Raja, Paroki Marinus
Yohanes, Paroki Ratu Pecinta Damai, dan Paroki Santa Maria Tak Bercela.
Acara diadakan di Gereja Kristus Raja Surabaya dihadiri oleh 40 orang
peserta dari masing-masing Paroki. Pelatihan dirigen ini dipimpin oleh
Antonius Teguh Wijayanto,acara ini di bagi menjadi dua kelompok yang
pertama dari tanggal 01-29 Juli 2012, dan kelompok kedua dimulai pada
bulan Agustus 2012.
Jika seorang yang
mau menjadi seorang dirigen harus memiliki bakat dan keahlian,maka
kita perlu mempelajari itu semua. Bakat seorang dirigen harus memiliki
pendengaran yang baik.Tidak perlu pendengaran yang absolute atau
bakat untuk menentukan nada dari awal suatu bunyi tanpa memeriksanya
dengan instrument atau garpu tala. Yang penting adalah pendengaran
yang relative yaitu bakat untuk mendengar selisih antara dua nada.
Bakat ini dapat dilatih sehingga dapat dirasa perbedaan antara bunyi
dua senar yang nadanya sama tapi tidak selaras ( fals ). Kedua
Seorang dirigen juga harus berwibawa yaitu dirigen harus mampu untuk
mempengaruhi orang lain ( sugesti ); ia harus mampu berbicara dengan
luwes dimuka sekelompok orang. Tentu saja seorang dirigen harus
memiliki perasaan yang peka dalam pergaulan.Ketiga seorang dirigen
harus dapat mengurus suatu organisasi yaitu pada umumnya nilai dari
bakat yang terakhir ini dalam praktek kurang mendapat perhatian.
Padahal 90% tugas dari dirigen terdiri dari urusan organisasi.
Semakin baik persiapan teknis semakin besar kans berhasilnya musik
yang akan dimainkan.
Maka yang paling penting
bagi seorang dirigen adalah “kesabaran dan sikap tenang”, seorang
dirigen tidak boleh menjadi gelisah,karena setiap sikap yang kurang
tenang atau kurang konsantrasi akan segera dirasakan olah para
penyanyi. Seorang dirigen juga harus dapat menciptakan suasana senang
dan gembira. Penyanyi tidak akan bisa bernyanyi dengan baik kalau
rasa senang dan gembira dirampas dari hatinya. Adapun pengertian dan
kealihan seorang dirigen itu sangat penting yang dapat dan harus
dipelajari dengan insentip oleh seorang dirigen ialah bagai mana
membentuk suara. Meskipun keindahan suara seorang dirigen tidak bisa
ditintut,namun ia sendiri harus menguasai teknik bernyanyi dengan
bermacam-macam ekspresi agar ia bisa memberikan contoh yang baik.
Setiap paduan suara benyanyi dan berbicara sebagaimana dirigennya.
Penting juga bagi seorang dirigen bahwa ia sendiri telah lama ikut
bernyanyi dalam paduan suara yang terpimpin dengan baik. Disini ia
dapat mempelajari “kehidupan” paduan suara dari dalam.
Antonius Teguh
Wijayanto juga menjelaskan bahwa syarat-syarat menjadi dirigen itu
harus pendengaran yang baik,kepribadian yang baik (wibawa,kemampuan
mensugesti,kemampuan organisasi,sabar) ,pengalaman menjadi anggota
kor,kemauan untuk belajar teknik vokal,teori musik ,ilmu harmoni,ilmu
bentuk musik , sejarah musik ,teknik aba-aba.
Adapun materi yang
diberikan yaitu materi pelatihan sikap siap,aba-aba
satu,dua,empat,enam dan tiga pukulan per birama,mengakhiri
nyanyi,mengganti tempo,fermata,aba-aba tegas dan lunak,aba-aba
corong,membagi pukulan ,memberi aksen,mengganti irama,irama bebas
atau resitatif,kanonatau polifon.
Maka tujuan memberikan
aba-aba itu memperlihatkan irama(time beating),mengingatkan kembali
hal-hal yang telah diterangkan (ekspresi,intonasi). Aba-aba yang baik
jelas dan sederhana dan setiap gerakan dirigen harus mengabdi kepada
musik.Tujuan sikap siap agar tercapai konsentrasi.Sikap siap yang
baik pada seorang dirigen adalah kedua tangan didepan dada,garis
perpanjangan kedua lengan bertemu,prinsip tali kekang,dan berdiri
kokoh bertumpu pada kedua kaki.Gerakan pendahuluan mempunyai tujuan
memberik tanda mulai satu pukulan (penuh)sebelum insetting,jangan
terlalu besar disertai tarikan nafas(jff).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar