Pada bulan Juni
2012, Keuskupan Surabaya mempunyai satu
peristiwa bersejarah yang berkaitan dengan penghayatan hidup beriman
Katolik yaitu Kongres Ekaristi Keuskupan Surabaya yang berlangsung
pada tanggal 22-24 Juni 2012. Kongres Ekaristi Keuskupan surabaya
yang dilaksanakan pada tanggal 22-24 Juni 2012 yang diadakan di Poh
Sarang Kediri. Ini merupakan yang pertama kali di Surabaya . Kongres
Ekaristi ini bertemakan: “"Ekaristi:
Persatuan dengan Kristus dalam Perutusan Gereja".
Kongres Ekaristi sendiri adalah salah satu wujud devosi terhadap
Ekaristi, yang adalah puncak dan sumber hidup umat beriman Katolik.
Kongres Ekaristi diawali pada tahun 1881 di Perancis yang kemudian
berkembang ke seluruh Eropa dan seluruh dunia. Tahun 2012 ini
merupakan pelaksanaan Kongres Ekaristi Internasional yang ke 50
(rata-rata 4 tahun sekali),yang dilaksanakan di Dublin ,Irlandia
tanggal 10-17 juni 2012.Ada tiga tujuan yang ditegaskan dalam
Kongres Ekaristi Internasional kali ini yaitu pertama memajukan
kesadaran akan posisi sentral ekaristi dalam hidup dan misi Gereja ,
kedua meningkatkan pemahaman akan liturgi dan penghayatan liturgy ,
ketiga mendorong perhatian pada demensi sosial Ekaristi. Dengan
mencapai tujuan yang sama maka tahun ini Keuskupan Surabaya
melaksanakan Kongres Ekaristi yang pertama kali dilaksanakan di Poh
Sarang Kediri. Dapat kita bayangkan untuk sampai di Keuskupan
Surabaya membutuhkan waktu 131 Tahun.
Pada sesi Romo
Dr.Boli Ujan SVD ini kita aakn menyegarkan,memperluas dan memperdalam
pengetahuan iman kita akan Ekaristi.Pada akhir setiap perayaan
Ekaristi kita memperoleh berkat Allah melalui imam,atas nama Allah
memberikan berkat ,kemudian menyatakan : “Saudara sekalian perayaan
ekaristi sudah selesai ,maka umat menjawab syukur kepada Allah
.Selanjutnya ,atas nama Allah ,imam menyampaikan perutusan marilah
pergi !kita diutus, umat menjawab Amin. Dengan diutus itu menjadi
Ekaristi : mewujudkan hidup yang ekaristik;menjadi roti yang dipecah
dan dibagikan kepada banyak orang.Dengan demikian Ekaristi harus di
teruskan dalam kehidupan sehsri-hari,apa yang terjadi di altarGereja
diteruskan dalam altar kehidupan setiap hari;seluruh umat telah
menerima berkat kasih Allah yang menyelamatkan dan sekarang diutus
untuk menjadi berkat bagi banyak orang. Oleh karena itu Ekaristi
adalah sumber dan puncak bukan hanya kehidupan Gereja tetapi juga
perutusannya,Gereja yang sungguh ekaristis adalah Gerja yang
missioner .Kita juga tidak dapat menghampiri meja Ekaristi tanpa
ditarik kedalam perutusan yang bermula dalam hati Allah
sendiri,dimaksudkan untuk mencapai semua orang.
Sebelum kita
menerima perutusan dalam Ekaristi kita telah menerima komuni Yesus
yang tinggal dan menyatu dalam diri kita. Dalam arti yang tertentu
sebenarnyakita ini adalah tabernakel yang hidup,oleh karena itu
setelah Ekaristi kitas hendaknya memelihara dan mengembangkan
kekudusan hidup terus menerus . Adapun yang dimaksud hidup yang kudus
adalah selalu ada dalam hubungan tak terpisahkan dengan Yesus ,sumber
kekudusan .Dalam hidup kita sehari-ahri dapat kita bedakan menjadi
tiga bentuk hubungan yaitu yang pertama kontak kita dapat basa-basi
sebentar ,setelah itu hilang ,misalkan kita berjumpa orang di sebuah
perjalanan di bus atau di kerta api pasti kita Tanya nama ,asal
,darimana , cerita sana –sini lalu selesai. Yang kedua relasi
hubungan yang tertuju pada pemenuhan kebutuhan ,misalkan selam
apembeli barang yang kita inginkan dia akan berhubungan dengan
penjual atau sebaliknya atau seorang yang sakit membutuhkan
kesembuhan maka ia akan berhubungan dengan dokter ,ketiga Interaksi
hubungan hubungan yang berpengaruh terus menerus sepanjang hidupnya
misalkan orang tua dengan anaknya yang orang tuanya sudah meninggal
namun tetap berpengaruh pada anaknya.
Pengudusan dalam
diri Yesus masuk dalam nomer 3 sehingga Yesus sungguh berpengaruh
dalam setiap langkah kehidupan orang beriman. Pengaruh yesus terus
menerus hidup dalam diri kita maka selalu memohon rahmat kekudusan
dari tuhan Yesus dalam kesetiaan doa pribadi,selalu bertekun
mendengarkan sabda Allah baik dalam Alkitab maupun yang kita dengar
melalui peristiwa hidup sehari-hari ,belajar terus menerus menyukuri
hidup,dan peka maupun waspada terhadap kekuatan yang merusak hubungan
dengan Yesus; seperti berbuat dosa .maka Sakramen pengakuan dosa
menjadi sangat penting bagi hidup orang beriman .
Menurut salah satu
peserta kongres ekaristi dari misdinar yang namanya Parulian
simanjuntak dari Paroki Magetan berkata kalau bisa setiap kevikepan
ada harus ada salah satu team buat misdinar khususnya di luar kota.
Pada keesok harinya
acara Kongres ekaristi di tutup dengan misa bersama yang di pimpin
oleh Mgr Vincentius Sutikno Wisaksono dan pada kesempatan itu pula
juga ada perayaan komuni pertama Paroki Blitar dan Kediri yang
diikuti oleh 400 anak peserta komuni pertama. (jff)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar