Jumat, 27 Juli 2012

Kongres Ekaristi Keuskupan Surabaya Di Poh Sarang Kediri

Pada bulan Juni 2012, Keuskupan Surabaya mempunyai satu peristiwa bersejarah yang berkaitan dengan penghayatan hidup beriman Katolik yaitu Kongres Ekaristi Keuskupan Surabaya yang berlangsung pada tanggal 22-24 Juni 2012. Kongres Ekaristi Keuskupan surabaya yang dilaksanakan pada tanggal 22-24 Juni 2012 yang diadakan di Poh Sarang Kediri. Ini merupakan yang pertama kali di Surabaya . Kongres Ekaristi ini bertemakan: “"Ekaristi: Persatuan dengan Kristus dalam Perutusan Gereja". Kongres Ekaristi sendiri adalah salah satu wujud devosi terhadap Ekaristi, yang adalah puncak dan sumber hidup umat beriman Katolik. Kongres Ekaristi diawali pada tahun 1881 di Perancis yang kemudian berkembang ke seluruh Eropa dan seluruh dunia. Tahun 2012 ini merupakan pelaksanaan Kongres Ekaristi Internasional yang ke 50 (rata-rata 4 tahun sekali),yang dilaksanakan di Dublin ,Irlandia tanggal 10-17 juni 2012.Ada tiga tujuan yang ditegaskan dalam Kongres Ekaristi Internasional kali ini yaitu pertama memajukan kesadaran akan posisi sentral ekaristi dalam hidup dan misi Gereja , kedua meningkatkan pemahaman akan liturgi dan penghayatan liturgy , ketiga mendorong perhatian pada demensi sosial Ekaristi. Dengan mencapai tujuan yang sama maka tahun ini Keuskupan Surabaya melaksanakan Kongres Ekaristi yang pertama kali dilaksanakan di Poh Sarang Kediri. Dapat kita bayangkan untuk sampai di Keuskupan Surabaya membutuhkan waktu 131 Tahun.
Pada sesi Romo Dr.Boli Ujan SVD ini kita aakn menyegarkan,memperluas dan memperdalam pengetahuan iman kita akan Ekaristi.Pada akhir setiap perayaan Ekaristi kita memperoleh berkat Allah melalui imam,atas nama Allah memberikan berkat ,kemudian menyatakan : “Saudara sekalian perayaan ekaristi sudah selesai ,maka umat menjawab syukur kepada Allah .Selanjutnya ,atas nama Allah ,imam menyampaikan perutusan marilah pergi !kita diutus, umat menjawab Amin. Dengan diutus itu menjadi Ekaristi : mewujudkan hidup yang ekaristik;menjadi roti yang dipecah dan dibagikan kepada banyak orang.Dengan demikian Ekaristi harus di teruskan dalam kehidupan sehsri-hari,apa yang terjadi di altarGereja diteruskan dalam altar kehidupan setiap hari;seluruh umat telah menerima berkat kasih Allah yang menyelamatkan dan sekarang diutus untuk menjadi berkat bagi banyak orang. Oleh karena itu Ekaristi adalah sumber dan puncak bukan hanya kehidupan Gereja tetapi juga perutusannya,Gereja yang sungguh ekaristis adalah Gerja yang missioner .Kita juga tidak dapat menghampiri meja Ekaristi tanpa ditarik kedalam perutusan yang bermula dalam hati Allah sendiri,dimaksudkan untuk mencapai semua orang.
Sebelum kita menerima perutusan dalam Ekaristi kita telah menerima komuni Yesus yang tinggal dan menyatu dalam diri kita. Dalam arti yang tertentu sebenarnyakita ini adalah tabernakel yang hidup,oleh karena itu setelah Ekaristi kitas hendaknya memelihara dan mengembangkan kekudusan hidup terus menerus . Adapun yang dimaksud hidup yang kudus adalah selalu ada dalam hubungan tak terpisahkan dengan Yesus ,sumber kekudusan .Dalam hidup kita sehari-ahri dapat kita bedakan menjadi tiga bentuk hubungan yaitu yang pertama kontak kita dapat basa-basi sebentar ,setelah itu hilang ,misalkan kita berjumpa orang di sebuah perjalanan di bus atau di kerta api pasti kita Tanya nama ,asal ,darimana , cerita sana –sini lalu selesai. Yang kedua relasi hubungan yang tertuju pada pemenuhan kebutuhan ,misalkan selam apembeli barang yang kita inginkan dia akan berhubungan dengan penjual atau sebaliknya atau seorang yang sakit membutuhkan kesembuhan maka ia akan berhubungan dengan dokter ,ketiga Interaksi hubungan hubungan yang berpengaruh terus menerus sepanjang hidupnya misalkan orang tua dengan anaknya yang orang tuanya sudah meninggal namun tetap berpengaruh pada anaknya.
Pengudusan dalam diri Yesus masuk dalam nomer 3 sehingga Yesus sungguh berpengaruh dalam setiap langkah kehidupan orang beriman. Pengaruh yesus terus menerus hidup dalam diri kita maka selalu memohon rahmat kekudusan dari tuhan Yesus dalam kesetiaan doa pribadi,selalu bertekun mendengarkan sabda Allah baik dalam Alkitab maupun yang kita dengar melalui peristiwa hidup sehari-hari ,belajar terus menerus menyukuri hidup,dan peka maupun waspada terhadap kekuatan yang merusak hubungan dengan Yesus; seperti berbuat dosa .maka Sakramen pengakuan dosa menjadi sangat penting bagi hidup orang beriman .
Menurut salah satu peserta kongres ekaristi dari misdinar yang namanya Parulian simanjuntak dari Paroki Magetan berkata kalau bisa setiap kevikepan ada harus ada salah satu team buat misdinar khususnya di luar kota.
Pada keesok harinya acara Kongres ekaristi di tutup dengan misa bersama yang di pimpin oleh Mgr Vincentius Sutikno Wisaksono dan pada kesempatan itu pula juga ada perayaan komuni pertama Paroki Blitar dan Kediri yang diikuti oleh 400 anak peserta komuni pertama. (jff)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar